Kabar Gress.com , SURABAYA – Soal Ekonomi dan Pendidikan menjadi fokus kedua Calon Anggota Legislatif ( Caleg) Partai Hanura , DPRD Provinsi Jatim Dapil 1 Surabaya Dedy Setio , SH, MH, dan Budi Setiawan SE, MSi, caleg DPRD Kota Surabaya Dapil Surabaya 3.
” Sektor Pendidikan dan ekonomi menjadi fokus kami ,” ujar Dedy, Kamis ( 10/1/2019). ” Sebab dua point’ itu hemat saya menjadi harapan rakyat ,” timpal Budi Setiawan.
Untuk memperjuangkan dua hal tersebut lanjut Dedy Setio harus diperjuangkan secara total, lantaran terkait langsung harapan masyarakat . Nach agar perjuangan kepentingan publik tersebut bisa lebih efektif harus masuk ke dalam sistem.
Dedy Setio ,dan Budi Setiawan terjun ke dunia politik praktis ikut nyaleg lewat Partai Hanura. ” Saya sadar untuk memperjuangkan aspirasi rakyat itu saya harus masuk ke dalam sistem . Makanya saya nyaleg ,kalau mayoritas rakyat memilih saya , dan saya jadi anggota dewan , kita buat regulasi daerah ,” tandas Dedy .
” Melalui legislasi dan kewenangan dewan aspirasi rakyat kita perjuangkan lewat pembuatan Perda ,” imbuh Budi lagi.
Menurut Dedy banyak hal dapat ia perjuangkan tatkala duduk menjadi Anggota dewan. Lewat legislasi , budgeting dan kontroling. Dari sektor ekonomi misalnya , dewan bisa mendorong pemerintah hadir menggeliatkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
” Untuk geliatkan di kota Surabaya , saya pastikan akan memback up pemerintah kota lebih banyak lagi membuka UMKM untuk rakyat, dengan memperbanyak lokasi Pusat Kuliner , seperti di pilot Pandugo ini, ” kata kedua caleg ini.
Dedy Setio punya gagasan menarik tentang revitalisasi UMKM di Surabaya , yakni mengundang para pengusaha hadir, kerja sama saling menguntungkan antar keduanya . ” Saya nanti akan pikirkan pengusaha hadir bantu penguatan UMKM di Surabaya ,” jelas Dedy
Erat kaitanya Dua hal , yaitu pendidikan di Surabaya , akan ikut benahi ,soal kurikulum , dan buku yang selalu berganti . Lewat kedewanan, dua caleg nantinya akan menginisiasi keluarnya Perda terkait biaya ,terkait kurikulum pendidikan .
” Misalnya pengadaan buku kurikulum yang tidak beratkan rakyat. Sebab Meskipun saat ini buku gratis dan bisa dowload namun biaya print jauh lebih mahal ketimbang beli buku ,” pungkasnya ( hery).
More Stories
Smartfren Sukses Antisipasi Peningkatan Traffic Natal dan Tahun Baru 2023 di Jawa Timur
PENGUATAN KELAMBAGAAN KPPU SUDAH SANGAT URGENT
Warung Nasi Mbolang Murah Meriah