09/01/2023

Jadikan yang Terdepan

PLN Dist Jatim Targetkan 25 Desa di Kepulauan Terpencil Terlistriki

Surabaya, KabarGRESS.com – Menyusul keberhasilan upaya menerangi pulau Gili Iyang dan meningkatkan kehandalan listrik di pulau Gili Genting dan pulau Sapudi Kabupaten Sumenep pada akhir 2017, kini PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur berkosentrasi menerangi sejumlah desa di beberapa kepulauan terpencil.

Sedikitnya, ada sekitar 25 desa yang bakal dialiri listrik hingga akhir tahun 2018. Desa-desa tersebut diantaranya berada di kepulauan kecil sekitar Madura, diantaranya pulau Kangean, Sapudi, Gili Iyang, dan Gili Genting.

“Listrik sudah masuk di pulau-pulau terpencil itu. Tinggal kita tarik jaringan ke beberapa desa di kepulauan tersebut yang belum teraliri listrik. Dari data kami, di sana ada sekitar 25 desa yang masih belum bisa menikmati listrik,” ungkap Manajer Komunikasi, Hukum dan Administrasi PT PLN (Persero) Distribusi Jatim G. Wisnu Yulianto di Surabaya, Selasa (10/4/2018).

Ia menjelaskan bahwa masih banyaknya desa yang belum teraliri listrik di kepulauan tersebut semata-mata karena faktpr geografis. Sulitnya medan dalam pembangunan jaringan listrik menjadi faktor utama dalam kasus tersebut.

“Upaya Itu juga untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di pulau Madura yang masih sangat rendah. Dibanding daerah lainnya, rasio elektrifikasi Madura paling rendah, hanya sekitar 65 persen hingga 70 persen,” terangnya.

Dengan langkah tersebut, diharapkan pada akhir 2018 rasio etektrifikasi Madura bakal naik menjadi sekitar 80 persen. Sementara rasio elektrifikasi Jatim secara keseluruhan sudah di angka 97 persen, lebih tinggi dari nasional yang masih di angka 95 persen.

“Kalau Jatim secara umum, melalui berbagai upaya yang tengah kami lakukan, target kami rasio elektrifikasi di akhir 2018 bakal mencapai 97,7 persen dan di 2021 mencapai 100 persen,” tambah Wisnu.

Menurut penuturannya, selain di kepulauan terpencil, desa yang belum teraliri listrik juga ada di beberapa daerah di wilayah Jawa Timur, diantaranya di Banyuwangi, Bojonegoro dan Malang. Tetapi jumlahnya tidak banyak, hanya desa-desa yang pembangunan jaringan listriknya terhalang oleh hutan lindung.

“Di Banyuwangi misalnya, kami sudah melakulan koordinasi dengan pihak Perhutani untuk menarik jaringan dan sudah dalam proses pengurusan ijin. Tetapi upaya itu memang tidak boleh seenaknya dilakukan, ada prosedurnya dan harus terus berkoordinasi dengan mereka,” pungkas Wisnu. (ro)