09/01/2023

Jadikan yang Terdepan

ACT Distribusikan 6.000 Paket Makanan di 15 Rumah Sakit Gaza

GAZA, Palestina – Nasi putih sudah ditanak, tinggal dicampur dengan belasan bumbu rempah yang kaya. Mulai dari jinten, bawang merah, cengkeh, bawang putih, kurma, juga kenari dan beberapa bumbu lainnya. Tak lupa potongan daging kambing untuk melengkapi hidangan. Siang itu, akhir pekan di Gaza – Palestina ada kesibukan yang sudah dimulai sejak pagi.

Jumat (12/1) dan Sabtu (13/1) Dapur Umum Indonesia di Gaza kembali mengepul. Menu makanan yang disajikan tetap istimewa: nasi biryani, potongan daging ukuran besar, dan salad sebagai pelengkap. Dua hari di akhir pekan, Dapur Umum Indonesia di Gaza kembali siapkan ribuan paket pangan.

Target distribusinya pun masih serupa; ada ribuan pasien yang sedang terbaring di rumah sakit. Mereka tidak mendapat porsi makanan yang cukup dari rumah sakit. Rumah sakit di Gaza menyatakan tak sanggup untuk menyediakan makanan setiap hari untuk pasien-pasiennya.

Sudah hampir sebulan ini, Kementerian Kesehatan Palestina memang mengabarkan kondisi pelik yang dialami belasan rumah sakit di Gaza. Akibat ekonomi yang sulit, rumah sakit di seantero Gaza rata-rata tak sanggup lagi siapkan porsi makanan setiap hari.

Namun, memasuki pekan ke-2 Januari 2018 ini, kabar baik datang dari mitra Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Gaza. Seorang mitra, Muhammad Najjar* mengatakan, beberapa rumah sakit mulai memberikan pelayanan seperti biasa bagi para pasien.

“Alhamdulillah, distribusi makanan dari rumah sakit untuk pasien-pasiennya mulai normal beberapa hari terakhir. Tapi tetap saja, kondisi ekonomi Gaza masih tetap sulit,” kata Najjar.

Kenyataannya memang demikian, ekonomi Gaza tetap ambruk. Hidup dalam kepungan dan blokade Zionis Israel, mayoritas pasien rumah sakit adalah masyarakat miskin, tak sanggup memenuhi kewajibannya ke rumah sakit. Rumah sakit di Gaza pun kebanyakan berjalan dengan bantuan kemanusiaan dari pihak lain di luar Gaza.

“Kurangnya obat-obatan bagi pasien, banyak layanan kesehatan juga tidak beroperasi optimal karena tidak ada listrik. Pasien juga tidak mampu membayar penuh ke rumah sakit karena ekonomi Gaza yang ambruk. Kondisi tetap pelik. Bisa dibilang tak ada yang membaik,” kata Andi Noor Faradiba, dari Tim Global Humanity Response (GHR) ACT.

Karena alasan itu, Faradiba mengatakan, ACT memahami bahwa sebenarnya Kementerian Kesehatan Palestina pun masih berusaha menangani segala kekurangan itu secara perlahan.

“Maka dari itu, Dapur Umum Indonesia di Palestina tetap mengirimkan pasokan bantuan pangan untuk belasan rumah sakit di Jalur Gaza. Distribusi makanan dari Dapur Umum Indonesia dilakukan selama akhir pekan, Jumat dan Sabtu,” ujar Faradiba.

Total 6.000 paket pangan untuk 15 rumah sakit di Gaza

Selama dua hari beraksi, tidak kurang dari 6.000 paket nasi biryani dengan daging dan salad dibagikan ke 15 rumah sakit berbeda di Gaza. Rumah sakit yang mendapat pasokan makanan dari Dapur Indonesia itu meliputi Abu Yousef Al Najjar Hospital (Rafah), Emairate Hospital (Rafah), Al Harazeen Obstetric Hospital (Shijayya), Al Shifa Medical Complex, Al Rantessi Pediatric Hospital, Indonesian Hospital, Beit Hanoun Hospital, Al Nasir Pediatric Hospital.

Juga termasuk Rumah Sakit Al Dorra Pediatric, Oncology Specialized Hospital, European Hospital, Naser Medical Complex, Shohadaa Al Aqsa Hospital, Al Yaseen Hospital, Opthalmic Specialized Hospital Psychiatric Hospital.

“Tiap-tiap pasien yang terbaring di ranjang rumah sakit disapa, kami ketuk pintunya. Satu paket makanan untuk tiap pasien. Tidak lupa juga makanan kami berikan untuk staf dan relawan medis di rumah sakit. Terima kasih Indonesia. Mohon doa, agar Dapur Indonesia di Gaza masih tetap berjalan,” tulis Najjar dalam pesan singkatnya yang dikirim dari Gaza. (ro)