09/01/2023

Jadikan yang Terdepan

Santo Kadarusman, Diantara Puluhan Tokoh yang Dapat Apresiasi Mitra Jawa Pos Radar Kediri Award 2017

Kediri, KabarGRESS.com – HALL Kilisuci di Grand Surya Hotel bakal menjadi saksi siapa saja mitra Jawa Pos Radar Kediri (JPRK) yang mendapat penghargaan tahun ini. Mereka adalah puluhan tokoh dari berbagai kalangan, yang dianggap memiliki kontribusi besar pada perubahan positif di masyarakat.

“Total ada 34 tokoh yang mendapat penghargaan dalam Mitra Jawa Pos Radar Kediri Award 2017 kali ini”, kata Ketua Panitia Mitra JPRK Award Rully Prasetyo.

Penganugerahan Mitra Jawa Pos Radar Kediri (JPRK) Award 2017, dilaksanakan Rabu (20/12/2017). Selain para tokoh yang mendapat penghargaan, hadir juga tiga kepala daerah di wilayah edar Jawa Pos Radar Kediri. Ketiganya adalah Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar, Bupati Kediri dr Haryanti dan Plt Bupati Nganjuk Abdul Wachid Badrus.

Sementara, yang mendapat penghargaan, tak hanya sosok atau figur saja, tapi juga lembaga pemerintah, swasta, maupun lembaga swadaya masyarakat (LSM) terpercaya. Mereka berasal dari berbagai bidang. Mulai kepala daerah, tokoh pendidikan, instansi pemerintah, kampus, pengusaha hingga pelestari budaya. Mereka adalah para tokoh atau lembaga yang berhasil menyisihkan ratusan nominator yang masuk ke meja dewan penilai.

“Peraih penghargaan itu berasal dari kota Kediri, kabupaten Kediri dan kabupaten Nganjuk”, ujar Rully.

Salah satu dari 34 tokoh yang mendapat penghargaan adalah Santo Kadarusman selaku Ketua Umum IMAKGI (Ikatan Mantan Awak Kabin Garuda Indonesia) untuk periode 2016-2019 adalah sosok mumpuni untuk mengisi posisi itu. Kelayakan itu lantaran ia mencetak begitu banyak catatan prestise di berbagai bidang sebagai profesional yang kaya pengalaman.

Perjalanan karier dan reputasi pendidikan yang memenuhi curriculum vitae-nya, disertai pengalaman melanglang buana adalah parameter seorang pemimpin multi dimensi yang layak memimpin IMAKGI sebagai organisasi yang beranggotakan lebih dari 3.000 orang yang berdomisili di dalam dan luar negeri.

Pria suku Jawa Sunda kelahiran Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, 16 Oktober 1957 ini beruntung memiliki garis nasib yang membawanya bisa mengumpulkan segudang pengetahuan dari menjelajahi hampir ke seluruh negara, mulai dari Asia, Australia, Eropa dan Amerika, termasuk Middle East, dan juga sempat dua kali naik haji dan tujuh kali umroh. Anugerah kesempatan itu ia dapati semenjak bekerja di PT Garuda Indonesia, sebagai pramugara selama 10 tahun pada kurun waktu 1979-1989.

“Sempat istirahat dari dunia kerja, karena ingin menimba ilmu di Los Angeles,” ucap Santo Kadarusman, mengawali cerita riwayat hidupnya.

Dari masa kecil, Santo sudah ditakdirkan hidup berpindah-pindah. Ia menamatkan SD di beberapa kota; di Bandung, Cirebon dan Banjarbaru Banjarmasin, karena sang Ayah dari kepolisian setiap tiga tahun dipindah tugaskan. Selanjutnya ia balik lagi ke Bandung sejak SMP, SMA hingga kuliah pertama kali di UNINUS, Bandung.

Gelar pendidikan tinggi pertamanya adalah Sarjana Muda di Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Nusantara (UNINUS) Bandung, tahun 1979. Ia lalu memilih bekerja pertama kali sebagai pramugara di maskapai penerbangan Garuda Indonesia.

“Saya akhirnya masuk PT Garuda Indonesia, karena pelarian ingin melanjutkan sekolah di luar negeri,” begitu alasan Santo.

Kerja di Garuda, ia ingin terbang ke banyak negara tanpa bantuan keuangan dari orangtua. Suami dari Dien Amalia ini saat sudah dianugerahi tiga orang anak, Olivia Mai Sandie, Beverly Sheila Sandie dan Holman Bobby Sandie. Ia juga sudah menjadi seorang kakek dengan dua cucu.

“Sebelum kami menikah, istri saya sudah kuliah terlebih dahulu di Amerika. Saya ketemu dia (calon istri, red) sewaktu dia menjadi penumpang saya di Garuda perjalanan pulang ke Indonesia dari Amerika Serikat. Cinta bersemi di pandangan pertama di pesawat,” kenang Santo.

Setelah mundur sebagai pramugara Garuda, di tahun 1989 Santo pindah ke Los Angeles, untuk meneruskan kuliah di University California of Los Angeles (UCLA) hingga meraih gelar Professional Designation in Advertising.

“Saat itu saya merupakan mahasiswa Indonesia pertama yang mendapatkan gelar tersebut (dalam catatan Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Los Angeles, red),” papar Santo.

Usai tamat dari UCLA, kemudian ia meraih gelar MBA (Master of Business Administration) major in Marketing dari American World University dan empat diploma graduated jurusan Account Management, Art Direction, Copy Writing serta media yang didapat dari Advertising Center Los Angeles, USA serta menerima penghargaan gelar anugerah Doctor Honoris Causa (DR.HC) dari Yayasan Indonesia bekerjasama dengan Northern California Global International.

Setelah menyelesaikan sejumlah studi dan memperoleh beberapa gelar di Amerika, pada 1992 Santo balik ke Indonesia, meniti karier dengan jabatan-jabatan strategis di beberapa perusahaan ternama di negeri ini, antara lain selaku Account Director di Matari Advertising, perusahaan advertising papan atas di Asia.

Karier Santo di Matari Advertising, yang saat itu merupakan perusahaan periklanan terbesar di Asia dengan jabatan terakhir selaku Account Director dan Main Responsibilities-nya handling account Friesche Vlag Indonesia (Susu Bendera), Tancho Indonesia, Wella Indonesia, Smack Snack, Aqua Golden Mississippi, Sari Incofood (Indo Cafe), Kiwi Prodenta, Knoor Indonesia, Konimex, Astra International (BMW dan Daihatsu), Lippo Melco-Mitsubishi Electronic, serta Samsung Electronic and Lippo Bank.

Pada tahun 1997, ia pindah ke PT Mead Johnson Indonesia sebagai Relationship Marketing and Promotion Manager dan Main Responsibilities-nya: to Strengthen Relationship and Communication With Key Pediatrician and End User and Conceptor of Direct Marketing, Telemarketing and Below the Line Promotion for Nutrition dari produk merk EnfaMama, Enfamil, Enfapro, Enfagrow, Sustagen Junior, Sustagen Kid, Sustagen School, Sustacal dan OTC : Tempra, Counterpain, Engran and PC Clairol Hair Color, Herbal Shampoo.

Kemudian pada tahun 2002, Santo menjadi Managing Director di World Gold Council, perusahaan berbasis di Singapura dengan main responsibilities-nya Media Space Sales, Editorial and Events yang kliennya adalah majalah perhiasan; Jewellery Indonesia yang beredar di Indonesia, juga sebagai handling account PT Effem Indonesia serta Mayora dan PT Phillip Morris Indonesia.

Di World Gold Council inilah Santo Kadarusman banyak berbaur dengan selebritis dan Putri Indonesia yang bisa melakukan event lebih dari 30 kali dalam setahun atau rata-rata dua sampai tiga kali event per bulannya.
Tahun 2005, ia hengkang ke bidang elektronik, menjadi Relationship Marketing, Advertising and Promotion Manager dari PT Hartono Istana Teknologi (Polytron).

Pada tahun 2009 jabatannya naik ke jajaran top manajemen dengan menjadi Corporate Commnications sampai dengan tahun 2015, kemudian menjadi main responsibilities-nya Public Relations & Marketing Event termasuk men-Support Above The Line (ATL) and Below The Line (BTL) activities, Direct Marketing, Tele Marketing dan Website, termasuk men-training Salesman, Sales Promotion Man and Polytron Service Center.

Kini, ia berkarier sebagai Public Relations and Marketing di PT Singa Mas Indonesia, yang merupakan anak perusahaan Charoen Pokphand Indonesia. Segudang pengalaman kerja di posisi prestise yang dibekali sederet gelar pendidikan menjadi portofolio Santo yang dilirik banyak pihak. Apalagi lebih dari 30 training, kursus dan seminar di dalam dan luar negeri yang diikuti oleh Santo Kadarusman. Pada akhirnya berbuah manis, pada dirinya telah tercipta brand. Ia sering diminta untuk menjadi bintang tamu atau nara sumber di beberapa majalah, surat Kabar, TV, radio serta forum universitas.

Selain itu sedikitnya ia telah menerima 15 penghargaan, di antaranya dari PT Mead Johnson Indonesia-For weaning attitude, maximizing resources, team work with sales team during the Clairol Nice n Easy re launch dan For putting together the new Sustagen show for our internal employees on extremely short notice. Ada apresiasi yang ia terima sebesar 250 dolar Amerika per award-nya, juga dari PT Mead Johnson Indonesia.

Bahkan ia sampai didaulat menjadi bintang iklan mobil BMW seri tujuh, iklan mobil Daihatsu Classy, iklan mobil Peugeot, iklan Indocafe Cappuccino, iklan Vegeta dan iklan untuk beberapa bank di era tahun 90 an.

“Kebetulan semua pekerjaan yang saya pegang sesuai latar belakang pendidikan saya, jadi merasa nyaman nyaman saja. Tantangannya ketika ada komunikasi penjualan cara baru, yaitu direct marketing yang booming di tahun 1997, lalu sosial media di tahun 2005 berturut-turut adanya website, toll free, facebook, twitter, instagram dan penjualan secara online. Hal-hal tersebut yang saya implementasikan ke marketing strategy perusahaan,” tutup Santo. (ro)

Teks foto: Santo Kadarusman.