12/01/2023

Jadikan yang Terdepan

Delapan Tim Panelis Terpukau Presentasi Pakde Karwo

Gubernur Jatim Soekarwo mendapat sambutan  Ketua Tim  Panelis Independen, Prof. DR. JB. Kristiadi sebelum menyampaikan konsep  JATIMNOMICs dalam rangka kompetensi inovasi pelayanan publik 2Jakarta, KabarGress.com – Delapan Tim Panelis Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2016 terpukau presentasi Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo tentang Jatimnomics. Delapan tim tersebut adalah Prof. JB. Kristiadi dari Kemendagri, Prof. Eko Prasojo mantan Wamenpan RI, Prof. Siti Zuhro dari LIPI, H. Indah Sukmaningsih mPA dari YLKI, Bambang Setiawan dari Litbang Kompas, Ir. Neneng Goenadi dari Tim Kwaluti RB, Wawan Sobari dari Jawa Pos, dan Drs. Nurjan Mohtar .

Kedelapan juri tersebut terpukau dengan Jatimnomics yang dipaparkan Pakde Karwo sapaan akrab  Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo saat Presentasi dan Wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2016 di Ruang Rapat Sriwijaya II, Kementrian Pan-RB , Jakarta. Senin (29/2/2016).

Beberapa gagasan Gubernur Jawa Timur yang berhasil memukau tim panelis diantaranya tentang terobosan Pemprov Jatim yang mendapat dukungan dari DPRD Jatim dan Forpimda serta Kabupaten/Kota,  mampu membangun kepercayaan masyarakat dalam hal meningkatkan kualitas hidup, semakin banyaknya masyarakat Jawa Timur yang berkespansi ke berbagai wilayah di Indonesia khususnya di Indonesia bagian timur dan tengah, meningkatkanya kondisi perekonomian masyarakat di Jawa Timur, meningkatkan nilai jual produk dari Jawa Timur dengan adanya industri olahan, memberikan bunga murah kepada masyarakat yang tidak bankable agar terhindar dari rentenir.

Sementara itu, Pakde Karwo dalam sambutannya menuturkan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada tahun 2015 sebesar 5,44 persen lebih tinggi dibandingkan nasional yakni 4.79 persen. Produk Domestik Regional Bruto (DRB) Jawa Timur pada tahun 2015 sebesar Rp1.689,88 triliun dengan share sebesar 14,64 persen terhadap nasional. Struktur  PDRB jawa Timur 29,27 persennya didukung oleh indsutri pengolahan. Oleh sebab itu, Jawa Timur mendorong agar industry pengolahan dari on farm ke off farm karena memberikan nilai tambah yang besar bagi petani.

”Saat ini, di Kab. Lumajang stok pisang yang ada diolah agar mempunyai kualitas yang tinggi, selain itu pisang yang biasa dikonsumsidirubah menjadi olahan lain seperti keripik pisang, sehingga memberikan nilai tambah,”ujarnya.

Menurutnya, dalam menghadapi era perdagangan bebas sebagai upaya menuju pertumbuhan ekonomi yang inklusif maka jatimnomics menjadi sebuah solusi. Oleh sebab itu diperlukan tiga aspek jatimnomics yang menunjang aktivitas ekonomi utama yakni aspek produksi dari segmen UMKM dan segmen besar, aspek pembiayaan yang kompetitif, dan aspek pemasaran.

Aspek produksi dari segmen UMKM dan segmen besar dimulai dengan penyiapan data UMKM karena terbukti dapat menjadi penunjang pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja.  Dari data BPS jumlah UMKM semakin bertambah tiap tahunnya, pada tahun 2008 terdapat 4,2 juta UMKM,dan sampai tahun 2012 sebanyak 6,8 juta UMKM.

“Dari angka tersebut, hanya 3.476 UKM yang siap ekspor hasil produksinya. Perlu peningkatan integrasi antara UmKM dan usaha besar agar bisa bersaing dalam MEA. Salah satu upaya Pemprov Jawa Timur meningkatkan kualitas UMKM adalah dengan meningkatkan kualitas SDM bagi wirausaha baru dengan membangun incubator bisnis dan standarisasi keterampilan SDM yang melibatkan kerjasama dengan ITS dan Unibraw,” ucapnya.

Pemprov Jawa Timur juga berupaya agar meningkatkan dan menyiapkan SDM dengan kuaitas bagus yakni dengan adanya standarisasi ketrampilan SDM diantaranya dengan pembangunan SMK mini dimana diajarkan ketrampilan yang berstandar internasional dan mencetak wirausaha. Sampai tahun 2014 terdapat 70 SMK mini dimana setiap kelas berisi 30 anak. Diharapkan dengan SMK Mini tercipta 24.300 tenaga kerja berstandar internasional.

“Pada tanggal 22 Maret 2016 sudah ada MOU antara Jawa Timur dengan Amerika Serikat mengenai community college atau keterampilan standar internasional. Dan juga sebelumnya sudah ada kerjasama dengan Jerman pengiriman SDM ke Jerman, ke Osaka dan rencana dengan Australia Barat dengan pendidikan vokasional. Berbagai upaya tersebut bertujuan agar SDM Jawa Timur bisa diterima di dunia kerja internasional,” jelasnya.

Kemudian, untuk aspek pembiayaan kompetitif, yaitu dengan mensinergikan potensi sumber pendanaan baik yang dimilik oleh pemerintah melalui APBD, perusahaan seperti Bank jatim dan bank UMKM. Melihat adanya keterbatasan kekuatan fiskal maka strategi yang dilakukan adalah  memberikan fasiltiasi yakni dengan memberikan kemudahan dalam pengembangan usaha melakukan business forum  dan diplomasi ekonomi, memberikan government guarantee  yakni tersedianya listrik, lahan, kemanan, kemudahan perijinan, sdm dan diberikan kemudahan ijin.

Sedangkan untuk segmen UMKM khususnya diberikan bantuan pembiayaan diantaranya  Stimulasi juga digunakan khusus segmentasi UMKM yaitu memberikan bantuan sector produktif seperti bantuan infrastruktur sarana produksi primer untuk meningkatkan efisiensi dan nilai tambah sector produktif.  Dan yang tidak kalah adalah intervensi yang ditujukan untuk kelompok ekonomilemah diantaranya rumah tangga sangat miskin (RTSM) yang bersifat pemberdayaan dan sebagian kecil bersifat bantuan atau charity.

Sedangkan aspek pemasaran dilakukan sinergitas peningkatan produksi UMKM dan usaha besar serta optimalisasi strategi pembiayaan yang kompetitif yakni dengan perluasan pasar utamanya melalui peningkatan penguasaan pasar dalam negeri dengan mendorong kinerja luar negeri melalui analisisi pasar non konveksional dengan tetap memperhatikan kondisi makro ekonomi Negara tujuan ekspor maupun mengidentifikasi kecenderungan permintaan konsumen.

Sebagai upaya memperluas pemasaran, Jawa Timur telah membuka kantor perwakilan dagang di 26 Provinsi. Hal ini sangat penting karea peluang pasar yang demikian lebih efisien di-linkage dalam satu jejaring regionalisasi perdagangan.”Sebagai informasi potensi transaksi perdagangan tahun 2015 mencapai Rp804,578 triliun atau surplus Rp99,831 triliun,” imbuhnya. (hery)