12/01/2023

Jadikan yang Terdepan

Permintaan Masyarakat Surabaya Terus Menguat

Syarifuddin BassaraSurabaya, KabarGress.com – Tingkat konsumsi masyarakat mulai menunjukkan perbaikan pada akhir tahun 2015 yang diyakini akan terus berlanjut hingga Januari 2016. Berdasarkan laporan Survei Penjualan Eceran (SPE) Desember 2015, Indeks Riil Penjualan Eceran (IRPE) masih menunjukkan penjualan yang relatif stabil ditopang oleh permintaan menjelang liburan akhir tahun dan momen pilkada serempak di beberapa daerah. Kenaikan permintaan tersebut diyakini berlanjut hingga Januari 2016 sejalan dengan hasil Survei Konsumen (SK) Januari 2016 dimana adanya peningkatan optimisme sebesar 5,8 poin pada Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) didorong oleh naiknya Indeks Ekonomi Saat Ini (IKE) maupun Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK).

“Secara tahunan, IRPE Desember 2015 mengalami peningkatan sebesar 4,93% (yoy) didorong oleh peningkatan konsumsi masyarakat pada kelompok barang makanan, minuman dan tembakau serta bahan bakar dan pelumas. Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau membaik dengan perubahan indeks sebesar 8,07% (yoy) sebagai implikasi dari banyaknya kegiatan promo yang diadakan oleh supermarket menjelang masa liburan, sedangkan kelompok Bahan Bakar dan Pelumas mengalami kenaikan sebesar 14,94% (yoy),” ungkap Deputi Kepala Perwakilan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Propinsi Jawa Timur, Syarifuddin Bassara.

Pada Januari 2016, penjualan diperkirakan masih relatif stabil ditopang oleh meningkatnya permintaan pada hampir semua kelompok barang. Indikasi positif tersebut utamanya terlihat pada Indeks Ekspektasi Penjualan Eceran pada kelompok Barang Budaya dan Rekreasi, Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya, serta Suku Cadang dan Aksesori yang masing-masing tumbuh sebesar 3,68% (mtm), 1,85% (mtm), dan 1.30% (mtm). Ekspektasi terhadap membaiknya perekonomian dan meningkatnya UMK disinyalir sebagai sumber kenaikan indeks tersebut.

Peningkatan penjualan diyakini akan terus terjadi pada 3 dan 6 bulan yang akan datang (yad). Ekspektasi terhadap total penjualan 3 bulan yad meningkat sebesar 9,5 poin sedangkan 6 bulan yad naik sebesar 14,3 poin. Kenaikan UMK yang menyebabkan peningkatan daya beli serta hari besar keagamaan menjelang Ramadhan/Lebaran diyakini mendorong peningkatan permintaan.

Peningkatan ekspektasi penjualan pada Januari 2016 juga terkonfirmasi oleh IKK, dimana IKE meningkat sebesar 10,5 poin dan IEK naik sebesar 1 poin. Seluruh indikator pembentuk IKE seperti indikator ketersediaan lapangan kerja, indikator pengeluaran membeli barang tahan lama dan indikator penghasilan naik masing-masing sebesar 12,9 poin, 13,7 poin dan 4,8 poin. Sedangkan peningkatan IEK tertahan karena turunnya indikator ekspektasi ketersediaan lapangan kerja 6 bulan yad dan indikator ekspektasi ekonomi Indonesia masing-masing sebesar 3,4 poin dan 0,2 poin yang diperkirakan merupakan dampak dari kenaikan UMK di tahun 2016.

SK juga menunjukkan adanya peningkatan indikator pengeluaran saat ini dibandingkan 3 bulan yang lalu, yaitu naik sebesar 5,3 poin. Persepsi pengeluaran tertinggi masih berada pada kelompok pengeluaran bahan makanan serta perumahan, listrik, gas dan bahan bakar masing-masing sebesar 188,5 poin dan 171,8 poin. Indikator pengeluaran pada 3 bulan yad berada pada posisi 184,4 poin, masih berada pada zona optimis (di atas level 100) sejalan dengan ekspektasi kenaikan harga barang dalam 3 bulan yad yang menunjukkan penurunan sebesar 7,7 poin.

Kondisi rumah tangga menunjukkan perbaikan terlihat pada membaiknya indikator posisi pinjaman rumah tangga dan indikator rata-rata pendapatan untuk memenuhi kebutuhan dan pembayaran cicilan. Indikator posisi pinjaman rumah tangga tercatat sebesar 2,19 poin, yang mengindikasikan bahwa posisi pinjaman rumah tangga pada 6 bulan yad berkurang sesuai rencana. Indikator rata-rata pendapatan untuk memenuhi kebutuhan dan pembayaran cicilan tercatat sebesar 2,83 poin dimana rumah tangga memiliki pendapatan cukup dan masih terdapat sisa untuk ditabung. Hal ini terkonfirmasi oleh meningkatnya tabungan sebesar 3,8% pada Januari 2016. (ro)

Teks foto: Deputi Kepala Perwakilan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Propinsi Jawa Timur, Syarifuddin Bassara.