13/01/2023

Jadikan yang Terdepan

Optimisme Ekonomi Negara RI: Not Bad at All

Tak disangkal memang, kondisi perekonomian Republik Indonesia (RI) saat ini sedang melambat. Banyak pihak berharap pemerintah masih bisa ngebut untuk serapan APBN agar masih dapat mendorong pertumbuhan ekonomi paling tidak mencapai 5% di akhir tahun 2015. Meski demikian, sesungguhnya kondisi Indonesia saat ini jauh lebih baik dibandingkan saat krisis keuangan global menghantam pada 2008/2009 lalu. Saat krisis tahun 2009 saja, Indonesia mampu tumbuh 4,5%.

Saat ini memang tidak sedikit kalangan yang mulai khawatir kondisi ekonomi RI akan bernasib seperti Yunani, atau bahkan lebih parah – jatuh kembali seperti tahun 1998. Satu hal yang pasti, saat ini kondisi ekonomi Indonesia masih jauh lebih solid daripada wajah ekonomi negeri dewa/dewi tersebut. Rasio hutang Yunani terhadap PDB-nya mencapai sekitar 180%, sedangkan Indonesia di sekitar 30%.

Apalagi kalau dibandingkan tahun 1998 dulu, kondisi ekonomi RI sekarang amat sangat berbeda. Memang betul, mata uang Rupiah terdepresiasi di level lebih dari Rp13.000-an seperti ketika masa parah di 1998. Namun, fundamental ekonomi RI saat itu memang tidak kuat yang dikonfirmasi dengan lemahnya berbagai parameter ekonomi lainnya. Saat ini, parameter ekonomi secara keseluruhan menunjukkan ekonomi RI yang masih sehat. Faktor mata uang hanyalah satu dari sekian banyak driver yang menentukannya kesehatan ekonomi.

Memangnya bagaimana kondisi ekonomi 1998 dulu dengan sekarang? Mari kita lihat perbandingan beberapa parameter ekonomi RI ketika jaman sedang susah di tahun 1998 dengan data ekonomi terakhir per akhir Juni 2015:

tabel 1tabel 2Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya kondisi perekonomian RI saat ini masih memiliki fundamental yang baik. Kekhawatiran bahwa ekonomi Indonesia akan terpuruk kembali seperti tahun 1998 mungkin agak berlebihan.

Kemampuan ekonomi RI untuk terus menggeliat juga didiskusikan dalam harian surat kabar Investor Daily (3 Agustus 2015) yang menurunkan salah satu artikelnya dengan menuliskan bahwa 55% dari emiten yang tercatat di bursa mencatat kenaikan pendapatan dan 40% membukukan laba bersih pada semester I 2015 ini. Jumlah kepemilikan asing pada surat hutang RI juga tercatat terus bertambah di level 39% dari total lebih dari Rp530 Triliun yang beredar.

Tantangan-tantangan lain tentu masih tetap ada, seperti isu kenaikan suku bunga Fed, kondisi keuangan Eropa, perlambatan ekonomi China, dll., namun dengan semangat optimisme dan kerja keras, ditambah dengan komitmen pemerintah untuk percepatan pembangunan infrastruktur, perbaikan sarana, dan perampingan birokrasi yang ada, semustinya Indonesia masih tetap akan positive grow di masa datang. (***)