13/01/2023

Jadikan yang Terdepan

Gubernur: “NU Jaga Keutuhan NKRI dengan Islam Rahmatan lil Alamin”

Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo Mendampingi Presiden RI Memukul Bedug Sebagai Tanda Pembukaan Acara Pembukaan Muktamar NU ke 33 di Kabupaten Jombang  (1)Jombang, KabarGress.com – Nahdlatul Ulama (NU) menjadi salah satu lembaga yang turut menjaga keutuhan dan kekokohan NKRI dengan menyerukan dan mewujudkan Islam yang rahmatan lil alamin, yakni Islam yang membawa rahmat dan kedamaian bagi umat manusia. Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo saat pembukaan Muktamar ke-33 NU yang mengangkat tema “Meneguhkan Islam Nusantara untuk Membangun Peradaban Indonesia dan Dunia” di alun-alun Kabupaten Jombang, Sabtu (1/8) malam.

Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim mengatakan, semenjak didirikan, NU telah memberikan banyak kontribusi penting bagi bangsa ini. Diantaranya, dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, para ulama NU tidak gentar melawan penjajah, bahkan sampai menyerukan perjuangan fisik untuk berjihad.

Seruan jihad yang dilakukan oleh KH Hasyim Asy’ari, sang pendiri NU tersebut membuat para ulama, kiai, dan santri bersatu untuk mengusir penjajah. Hingga akhirnya peristiwa pada tanggal 10 November 1945 tersebut dikenal dan diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Setelah kemerdekaan, NU tetap mengawal bangsa ini melalui seruan dan menegakkan islam yang rahmatan lil alamin, sehingga NKRI tetap utuh, solid, dan damai.

Dalam sejarah perjalanan bangsa, sumbangsih NU sangat penting. NU didirikan oleh para kiai bersama para pejuang untuk mengawal, menemani, dan memberikan dinamika perjalanan bangsa,  dimana tiap dinamika yang dilalui selalu punya corak dan gerakan yang berbeda namun NU selalu memberikan dampak yang besar bagi bangsa ini” katanya.

Pakde Karwo juga mengapresiasi tema Muktamar ke-33 NU ini, menurutnya, tema tersebut hadir disaat yang tepat karena menegaskan kembali bahwa NU akan terus menjaga keutuhan NKRI, serta menjadi inspirasi bagi negara-negara islam yang lain untuk menjalani kehidupan yang aman, damai, dan tentram serta menegakkan islam yang rahmatan lil alamin.

“NU bisa menjadi solusi bagi berbagai macam masalah pada Islam, serta bisa menjadi isu yang positif bagi negara islam yang lain, khususnya yang saat ini sedangmenghadapi tantangan, seperti peperangan, atau menjadi pusat gerakan-gerakan radikal yang mengatasnamakan agama” tuturnya.

Kepada peserta muktamar, Pakde Karwo mengucapkan selamat datang dan berpesan agar melaksanakan muktamar dengan baik. Baginya, muktamar ini sangat bernilai bagi Jatim karena merupakan momentum sekaligus simbol bertemunya ulama dan umaro’.

“Ada ribuan ulama dan kiai yang berkumpul di Jombang, maka doa yang dipanjatkan ribuan kiai dan ulama tersebut akan tembus hingga langit ketujuh, sehingga akan bisa memberikan kemakmuran bagi masyarakat Jawa Timur, semoga muktamar ini menghasilkan keputusan terbaik bagi organisasi, bangsa dan negara” pungkasnya.

Senada dengan Pakde Karwo, Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo juga peran NU sebagai garda terdepan menjaga NKRI sudah tidak perlu diragukan lagi. “Sejak awal berdirinya bangsa ini, para tokoh NU sudah terlibat aktif didalamnya, mereka juga konsisten menjaganya pada awal-awal kemerdekaan” katanya.

Jokowi, sapan akrab Presiden mengatakan, sumbangsi NU bagi bangsa Indonesia kemudian berlanjut dengan keberhasilan NU menampilkan wajah Islam yang moderat hingga saat ini. “Kita patut berterima kasih kepada KH. Hasyim Asy’ari sebagai pendiri NU yang telah menanamkan banyak nilai positif bagi bangsa ini” lanjutnya.

Tak hanya itu, Jokowi juga pemerintahannya telah menetapkan salah seorang tokoh NU, yakni KH. Abdul Wahab Hasbullah sebagai pahlawan nasional. “Sejak saya menjabat sebagai  presiden, gelar pahlawan nasional akan saya berikan pertama kali kepada tokoh NU dari Jombang, yaitu KH. Abdul Wahab Hasbullah. Ini pemerintah lakukan sebagai penghargaan atas jasa-jasa beliau” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Ketua Rais Am Syuriah PBNU, KH. Mustofa Bisri mengatakan, muktamar kali ini sangat istimewa karena diselenggarakan pada bulan Syawal, dimana umat Islam begitu bersemangat melakukan silaturahmi ke kerabat, keluarga, dan handai taulan.

Gus Mus, sapaan akrabnya mengatakan, Muktamar juga dilaksanakan pada bulan agustus yang merupakan bulan kemerdekaan bangsa ini. Karena itu, ia mengajak seluruh pengurus dan warga NU kompak menjaga keutuhan organisasi, bangsa dan negara.

“Kami sangat berharap semua warga NU menjaga kekompakan hati dan menjauhi sesuatu perselisihan yang menyebabkan kegagalan dan kekalahan. Kaum nahdliyin harus bersatu dan menjaga kekokohan NKRI” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum PB NU, KH. Said Aqil Siradj menegaskan, umat Islam harus tetap menghormati konstitusi negara. Karena itu, NU berkomitmen untuk selalu taat pada konstitusi, siapapun presidennya. Bagi NU, nasionalisme dan Islam tidak selayaknya dipertentangkan.

“Di atas sajadah Nusantara itulah kita belajar firman Allah. Belajar untuk saling menghargai dan menghormati sesama umat manusia” katanya.

Pada kesempatan itu, Wakil Gubernur Jatim yang juga Ketua Panitia Lokal Muktamar ke-33 NU, Drs. H. Saifullah Yusuf mengatakan, dari 33 Muktamar NU yang telah diselenggarakan, sebanyak 12 kali diantaranya berlangsung di Jatim, seperti Malang, Surabaya, Situbondo, dan Banyuwangi. Karena itu, pihaknya sangat bersyukur dan bangga dengan terpilihnya Jawa Timur, khususnya Jombang karena dipercaya sebagai tuan rumah muktamar ini.

Ia menyebutkan, peserta muktamar dihadiri oleh ribuan orang mulai dari kiai dan ulama, peserta, panitia, Pengurus Wilayah, dan PCI luar negeri. Sedangkan unsur keamanannya melibatkan 700 personel TNI/Polri, Bantuan Ansor Serbaguna (Banser), dan Pagar Nusa.

Muktamar ke-33 NU ini akan dilaksanakan pada 1-5 Agustus 2015, bertempat di lima lokasi. Yakni, pembukaan di alun-alun Jombang, dan sidang komisi-komisi di empat pondok pesantren, ponpes Mamba’ul Ma’arif di Desa Denanyar, Ponpes Tebuireng di Desa Cukir, Ponpes Bahrul Ulum di Desa Tambakrejo, dan Ponpes Darul Ulum di Desa Rejoso, Kab. Jombang.

Sejumlah kegiatan juga telah dilaksanakan dalam menyambut muktamar ini, diantaranya kunjungan ke makam-makam para wali dan pendiri NU, sosialisasi muktamar dari Banyuwangi sampai Madiun, diskusi Islam nusantara dengan berbagai media, apel persiapan muktamar, dan wayangan.

Pembukaan Muktamar ke-33 NU dihadiri pula oleh sejumlah tokoh nasional, diantaranya Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PAN sekaligus Ketua MPR, Zulkifli Hasan, Istri almarhum Presiden ke-4 RI, Sinta Nuriyah, dan sejumlah menteri Kabinet Kerja. (hery)

Teks foto: Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo mendampingi Presiden RI memukul bedug sebagai tanda pembukaan Muktamar NU ke 33 di Kabupaten Jombang.