13/01/2023

Jadikan yang Terdepan

Sukseskan Penghijauan Lingkungan 2015, BPDAS Brantas Produksi 1,5 Juta Bibit

* Tumbuhnya Gerakan Masyarakat Kunci Sukses Percepat Penghijauan Lingkungan

BPDAS bibitSurabaya, KabarGress.com – Perubahan iklim yang akrab disebut clemate change telah terasa dampaknya dalam beberapa tahun terakhir. Untuk mempersempit dampak buruk perubahan iklim tersebut, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Brantas Jatim, selaku UPT Direktur Jenderal Bina Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Penghutanan Sosial (BPDASPS) Kementerian Kehutanan bekerjasama dengan instansi daerah dan kelompok masyarakat telah melaksanakan kegiatan penghijauan lingkungan sebagai upaya penyelamatan DAS. Penegasan ini disampaikan Kepala BPDAS Brantas, Ir. Sasmitohadi, Selasa (7/7/2015).

Menurut Sasmito, berdasarkan data di wilayah kerja DAS Brantas saat ini persentase daerah aliran sungai mengalami kerusakan masih cukup besar. Faktor penyebabnya, antara lain terjadinya penebangan pohon, alih fungsi lahan, termasuk penambangan sumber daya alam. ”Tetapi, untuk di wilayah kerja DAS Brantas, umumnya kerusakan daerah aliran sungai disebabkan adanya alih fungsi lahan, seperti pembukaan lahan untuk pertanian,” katanya.

Upaya dilakukan BPDAS Brantas, dimulai sejak 2003 melaksanakan rehabilitasi lahan kritis lewat skema program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL). Lalu, dilanjutkan dengan Gerhan. Program ini kata Sasmito, tak dipungkiri faktanya telah mampu melahirkan gerakan masyarakat dalam membangun kembali lahan kritis. ”Lahan kering tanpa tanaman tersebut akhirnya hijau kembali dipadati oleh pepohonan,” imbuhnya.

Meski berhasil mempersempit lahan kritis program rehabilitasi lahan dengan sipil vegetatif pun tidak mandeg. Guna mempercepat program rehabilitasi catchment area atau daerah tangkapan air, mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ungkap Sasmito, sejak beberapa tahun lalu menggulirkan Program Penanaman Satu Miliar Pohon (One Billion Indonesian Trees). ”Program ini pun dapat dijalankan secara baik,” tambahnya.

Menimbang cukup urgennya percepatan penghutanan kembali lahan kritis ini, di dalamnya cukup banyak kegiatan dilakukan secara holistik. Misalnya, melalui program penghijauan lingkungan, kegiatan wanita menanam, dan melalui skema program Kebun Bibit Rakyat (KBR). Program nasional ini pun sejak beberapa tahun lalu digulirkan mampu dilaksanakan secara baik. Hal itu ujar Sasmito, lantaran terbangun sebuah pemahaman yang sama akan pentingnya kelestarian alam.

Sasmito, yang berhasil membukukan sukses saat menjadi Kepala Balai Mangrove di Bali tersebut, mengungkapkan untuk program KBR memang terjadi penurunan. Untuk tahun 2012 KBR di wilayah DAS Brantas sebesar 411 unit. Tahun 2013 berkurang menjadi 300 unit, dan tahun 2014 tinggal 120 unit. Berkurangnya jumlah paket kegiatan KBR pada tahun 2014 ini, sesuai program dicanangkan oleh pusat. Sebab, KBR sebagai supporting pemerintah untuk menumbuhkan kesadaran dan aksi partisipastif masyarakat.

 

Ekonomi – Konservasi

Partisipasi masyarakat dalam mempercepat pembangunan lingkungan serta penyelamatan daerah aliran sungai pun terus tumbuh. Sikap aware masyarakat, akan pentingnya penyelamatan daerah aliran sungai terbina dengan baik. Untuk BPDAS Brantas tak pernah mengenal lelah senantiasa menggeliatkan fasilitasi pengelolaan DAS, dan mengedukasi masyarakat tentang sistem yang baik memperbaiki areal DAS atau pun lingkungan, termasuk memfasilitasi kerjasama kemitraan antara petani hutan rakyat dengan perusahaan yang mengunakan bahan baku kayu.

”Kemitraan antara masyarakat pemilik petani dengan perusahaan telah berjalan cukup baik. Misalnya, di Kabupaten Trenggalek kerjasama kemitraan dengan perusahaan pengolah kayu berjalan secara dinamis,” tandas Sasmito.

Selain melakukan asistensi kepada masyarakat, DAS Brantas sambung Sasmito, secara kontinyu juga membangun kerjasama dengan kabupaten/kota. Kerjasama juga dilakukan dengan Dinas Teknis, seperti Kehutanan, Pertanian, Perikanan dan Kelautan, Badan Perencana Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Badan Lingkungan Hidup (BLH), Badan Metereologi Geofisika (BMG), Balai Besar Wilayah Aliran Sungai (BBWS, TNI AD di jajaran Kodam V Brawijaya, TNI AL, Marinir, dan beberapa LSM Lingkungan, Forum DAS, Provinsi serta Forum DAS Brantas.

BPDAS Brantas, dalam kerangka mensukseskan penanaman penghijauan lingkungan sekaligus sukseskan penanaman satu miliar bibit, tahun 2015 ini melalui Persemaian Permanen di Kemlagi Mojokerto telah melakukan pembuatan bibit pohon. Bibit yang dibuat Persemaian Permanen tahun 2014 sebesar satu juta batang. “Jumlah bibit yang telah kita produksi untuk tahun 2014 sebesar 1 juta batang bibit, terdiri sekitar 23 jenis, yakni jenis kayu-kayuan dan MPTS,” tegasnya.

Untuk tahun 2015 ungkap Sasmitohadi, berdasar permintaan, Persemaian Permanen produksi 1,5 juta / batang, terdiri 17 jenis bibit. “Produksi bibit kita tahun ini naik 500 ribu batang. Kenaikan itu untuk memenuhi permintaan,” ungkapnya.

Adapun jenis bibit tahun 2014 berupa : 1. Bibit Jati sebanyak 50 ribu batang, 2. Sengon 475 ribu batang, 3. Mahoni 50 ribu batang, 4. Jabon 50 ribu batang, 5. Beringin 5 ribu batang, 6. Gempol 5 batang, 7. Tanjung 10 ribu batang, 8. Glodokan 10 ribu batang, 9. Trembesi 25 ribu batang, 10. Pule 5 ribu batang, 11. Bambu 5 ribu batang, 12. Sirsat 100 ribu batang, 13. Alpukat 30 ribu batang, 14. Durian 20 ribu batang, 15. Kelengkeng 10 ribu batang, 16. Matoa 5 ribu batang, 17. Kawis 5 ribu batang, 18. Jambu merah 40 ribu batang, 19. Nangka 50 ribu batang, 20. Sukun 17 ribu batang, 21. Sawo kecik 25 ribu batang, 22. Kenari 5 ribu batang dan 23. Kluwek sebanyak 3 ribu batang bibit.

17 Jenis bibit produksi tahun 2015 terdiri : Kelengkeng, tanaman ceremonial,sirsat,rambutan, jambu,mentega,sengon,bambu,jati, dll. Untuk menjamin ketersediaan bibit yang dibutuhkan masyarakat Persemaian Permanen saat ini kata Sasmito, tengah mengembangkan cultur jaringan.

Bibit produksi Persemaian Permanen BPDAS Brantas menurut Sasmito, dipersiapkan untuk menopang penanaman pohon pada lahan yang masih jarang oleh pepohonan. Sasmito pun mempersilakan bagi yang membutuhkan bibit dapat mengajukan permohonan ke BPDAS Brantas. Sebab, bibit produksi persemaian permanen tersebut kata Sasmito antara lain disediakan untuk pihak-pihak yang membutuhkan.

”Saya persilakan bagi yang membutuhkan bibit dengan mengajukan permohonan, dan disebutkan lokasi, luas lahannya. Setiap permohonan bibit asal jelas pasti saya berikan,” aku Sasmito, sambil menambahkan pihaknya tahun 2015 tengah membuat areal model (Demplot) pengembangan tanaman bambu di Kabupaten Malang dan Pasuruan. Sebab, penanaman penghijauan lingkungn jika dilaksanakan secara dapat mengkontribusi positif bagi konservasi tanah dan peningkatkan kesejahteraan masyarakat. (hery)

Teks foto: Pembibitan tanaman yang dilakukan BPDAS Brantas Jatim. Inset,  Kepala BPDAS Brantas, Ir. Sasmitohadi.