13/01/2023

Jadikan yang Terdepan

Pakde Karwo Ajak Pengusaha Berfikir Optimis dan Positif

Surabaya, KabarGress.com – Gubenur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo mengajak pengusaha agar berfikir optimis dan positif ditengah melemahnya ekonomi dunia, terutama yang berdampak pada sektor real estate diantaranya properti. “Pengusaha jangan pernah mempersepsikan dollar akan kembali menguat, tapi kita harus yakin bahwa rupiah yang akan menguat. Jika semua pengusaha membuat persepsi, maka dikhawatirkan persepsi tersebut menjadi kenyataan. Kita harus optimistis pertumbuhan ekonomi kembali membaik,” ujarnya dalam sambutan pada Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Real Estate Indonesia (REI) di Ciputra World, Kamis (5/6).

Ia mengatakan, melemahnya ekonomi dunia juga berdampak pada Indonesia terutama Jatim. China yang menjadi mitra dagang Jatim, saat ini pertumbuhannya menurun dari 12 persen menjadi sekitar 6-7 persen.

Menurutnya, Jatim dapat terus bertahan dari melemahnya ekonomi yakni dengan terus meningkatnya perdagangan antar pulau. Tahun 2014, barang yang dikirim antar provinsi sebesar Rp415 trillun dan masuk ke Jatim sebesar Rp325 trilliun sehingga terdapat surplus Rp90 trilliun. “Perdagangan antar pulau ini menjadi salah satu cara di dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jatim,” terangnya.

Pakde Karwo sapaan akrabnya menuturkan, Program Sejuta Rumah untuk rakyat ini harus di subsidi oleh pemerintah, karena jika tidak maka rumah tersebut tidak akan mampu terbeli oleh masyarakat.

Ada beberapa hambatan dan permasalahan dalam penyediaan perumahan khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Saat ini, daya beli masyarakat masih rendah, sehingga untuk menjangkau harga jual sewa unit hunian atau rusun membutuhkan subsidi dari pemerintah. “REI harus dibantu disubsidi oleh kebijakan dan kemudahan bunga. Dimanapun dan pada kelompok seperti apapun jika situasi ekonomi melemah kelompok masyarakat bawah harus di intervensi dan di suport,” ungkapnya.

Program sejuta rumah sangat penting bagi masyarakat. Cara untuk mempertahankan ekonomi agar tidak terus jatuh yakni melalui intervensi kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah. “Di negara maju pada saat terjadi krisis, pajak akan diturunkan drastis terhadap perumahan dan properti. Saya optimistis dengan dicapainya program sejuta rumah, akan tetapi jika tidak di intervensi yang terjadi adalah rumah tidak terbeli karena masyarakat sulit untuk menjangkau harga rumah. Terpenting daya beli masyarakat harus mampu membeli rumah murah,” imbuhnya.

Ketua DPP REI Eddy Hussy menjelaskan, Program Sejuta Rumah yang dibangun tahun ini sebanyak 334 ribu unit menjadi tanggung jawab pemerintah yang didanai melalui APBN.

Sebagai mitra pemerintah dalam penyediaan hunian, REI berkomitmen untuk ikut mendukung Program Sejuta Rumah tahun 2015-2016 sebesar 217.725 unit rumah sejahtera tapak dan 30.000 unit Rumah Susun Sejahtera Milik (Rusunami). “Saya bangga karena REI Jatim berkontribusi terhadap 30.000 unit rumah,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua DPD REI Jatim Drs. Paulus Totok Lusida melaporkan, Rakerda ini menjadi evaluasi porgram kerja organisasi untuk menjadi dasar pelaksanaan pada program-program berikutnya.
REI Punya Tugas Mulia

Sebelumnya, di tempat yang sama, Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Dr. H. Akhmad Sukardi MM mengapresiasi tugas dari Real Estate Indonesia (REI) yang menyediakan perumahan murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan kurang mampu. “Tugas dari REI sangat mulia, yakni membantu pemerintah di dalam menyediakan hingga membangun rumah layak dan murah untuk masyarakat kurang mampu,” ujarnya pada saat Welcome Diner Rapat Kerja Daerah (Rakerda) REI Jatim Rabu (4/6) malam.

Pemerintah pusat telah mencanangkan program Sejuta Rumah untuk rakyat yang akan dilaksanakan pada akhir bulan April 2015. Direncanakan dibangun sejumlah 603.516 unit rumah yang diperuntukkan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan 396484 unit rumah untuk masyarakat non MBR.

Tujuan awal dari program ini adalah memenuhi kebutuhan rumah bagi 13,6 juta rumah tangga di Indonesia yang belum memiliki rumah layak. “Program ini diharapkan bisa meningkatkan kesadaran masyarakat, pemerintah serta pengembang perumahan untuk meningkatkan pengembangan rumah MBR,” ungkapnya.

Sekdaprov berharap, Program Sejuta Rumah untuk Rakyat bukan hanya tugas dari pemerintah namun juga tanggung jawab bersama terutama pengembang, perbankan, dunia usaha hingga akademisi. “Program ini akan berjalan maksimal jika semua stake holder bersinergi dan bersatu dalam merealisasikannya,” tegasnya.

Dalam arahannya, Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Ferry Mursidan Baldan mengatakan, bahwa pemerintah akan menggagas sejumlah program pro rakyat di Jatim.

Gagasan tersebut akan di impelementasikan bagi pemegang Kartu Indonesia Sejahtera (KIS) yang akan dibebaskan biaya dalam pengurusan tanahnya. Selain itu, di Jatim juga kami ingin menambah juru ukur yang akan dibantu dengan pemerintah daerah. “Mudah-mudahan Pakde Karwo tidak lupa membantu kami menyiapkan dan menambahkan juru ukur melalui kerjasama dengan perguruan tinggi di Jatim,” ungkapnya.

Fery menambahkan, di Jatim juga pemerintah akan menggagas sertifikasi bagi rumah-rumah ibadah seperti pondok pesantren. Dengan adanya sertifikasi tersebut, di harapkan di negeri ini, tidak ada lagi rumah ibadah yang tergusur akibat status tanah yang tidak jelas seperti wakaf dan status tanah lainnya.

Ke depan, pemerintah harus bersinergi dengan pengusaha dan pengembang untuk terus berperan besar dalam penyediaan rumah rumah layak yang diperuntukkan bagi masyarakat kecil guna mendapatkan rumah yang dibutuhkan. (hery)