13/01/2023

Jadikan yang Terdepan

Jatim Berikan Kemudahan Investor Belanda

Setda Provinsi Jawa Timur Akh Sukardi Menerima Kunjungan  Kerja Duta Besar Belanda YM. Mr. Des. Rob Swarbol di Gedung Grahadi  SurabayaSurabaya, KabarGress.com – Sekdaprov Jatim, Dr. H. Akhmad Sukardi, MM berjanji memberi kemudahan para investor belanda yang berminat menanamkan modalnya di Jatim. Sebab Jatim memiliki banyak kelebihan-kelebihan diberbagai sektor yang tidak dimiliki provinsi lain. Hal itu disampaikan saat menerima Duta Besar Belanda untuk Indonesia yang baru, Drs. Rob. Swartbol di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (25/2).

Kelebihan yang dimiliki diantaranya memberikan kemudahan berupa “government guarantee” bagi para investor seperti tersedianya sumber daya manusia, listrik, tanah, perijinan dengan biaya yang jelas. Dalam hal kemudahan perizinan, pemprov memiliki Pelayanan Perizinan Terpadu (P2T) yang didalamnya terdapat petugas Unit Reaksi Cepat (URC) untuk membantu investor mengurus perizinannya. ”Mereka tidak usah jalan kemana-mana. duduk saja perizinannya sudah bisa beres,” ujarnya

Untuk masalah ketersediaan lahan, masih tersedia ribuan hektar Ia mencontohkan 15 ribu hektar lahan di Mojokerto yang siap disulap menjadi silicon valley-nya Indonesia. Garansi ketiga adalah ketersediaan sumber energi. Seperti diketahui listrik di Jatim masih surplus sekitar 2.000 MW. Belum lagi potensi panas bumi di beberapa wilayah, seperti Gunung Pandan memiliki potensi panas bumi yang bisa digunakan membangkitkan listrik 25 Megawatt (MW). Sedangkan Arjuno-Welirang mempunyai potensi membangkitkan listrik 200 MW dan Songgoriti 25 MW.

Garansi keempat soal tenaga kerja. Jatim memiliki jumlah tenaga kerja yang melimpah, apalagi didukung dengan adanya SMK mini sehingga meningkatkan keterampilan tenaga kerja. ”Kami sudah memiliki perjanjian agar demo buruh tidak sampai rusuh dan menutup pabrik maupun akses jalan raya,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, selain kemudahan, Jaitm merupakan daerah yang memiliki potensi cukup besar dalam berusaha. Hal itu ditengarai dengan pertumbuhan ekonomi Jatim tahun 2014 sebesar 5,86 persen, diatas pertumbuhan ekonomi nasional 5,02 persen. Sedangkan tingkat inflasi sebesar 7,77 persen, nasional sebesar 8,36 persen, serta PDRB Jatim tahun 2014 mencapai Rp1.540,7 triliun.

Neraca perdagangan Jatim – Belanda cukup besar, pada tahun 2014 impor Jatim ke Belanda mencapai 110, 67 juta dollar AS , sedangkan ekspor mencapai 458,96 juta dollar AS, sehingga surplus sebesar 110,67 juta dollar AS . Komoditi utama ekspor non migas Jatim ke Belanda berupa pengolahan kelapa sawit, bahan kimia dasar, kulit, barang kulit dan sepatu. Sedangkan komoditi impor Belanda ke Jatim berupa besi baja, mesin dan otomotif, makanan minuman, kimia dasar, pulp dan kertas.

Menurut Sekdaprov, sampai saat ini Pemprov Jatim belum memiliki kerjasama sister province dengan Belanda. Namun jatim telah melaksanakan program kerjasama pelatihan peningkatan kualitas SDM di bidang hortikultura di Universitas Has dan Bosch Belanda melalui Netherlands Education Support Office (NESO) di Jakarta.

Ia berharap, pertemuan kali ini akan terjalin hubungan kerjasama yang lebih baik antara Pemprov Jatim dengan Belanda. Salah satu yang menjadi fokus Pemprov adalah, penanganan banjir. Dimana Belanda memiliki daratan yang lebih rendah dibandingkan dengan laut, akan tetapi tidak pernah terjadi banjir. “Pemprov Jatim bisa bekerjasama dengan Belanda untuk mengatasi banjir yang terjadi di beberapa wilayah Jatim seperti Jember,. Pasuruan dan Sampang,” tuturnya.

Sementara itu, Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Drs. Rob. Swartbol mengatakan, Surabaya yang merupakan ibukota dari Jatim adalah jantung perekonomian Indonesia setelah Jakarta. Banyak transaksi bisnis terjadi disni. Oleh sebab itu ia mengharapkan ada kerjasama yang bagus di bidang perekonomian dan bidang lainnya.

Ia mengaku kagum dengan pertumbuhan ekonomi Jatim yang melebihi nasional. Meskipun hubungan Belanda dan Jatim sudah terjalin lama, akan tetapi masih belum dirasa cukup. “ Banyak potensi yang bsia dikerjakan antara dua belah pihak. Hal itu didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang cepat,kemudahan berinvestasi dan kepemimpinan yang kuat. Dengan kondisi seperti itu, akan membuat pengusaha Belanda merasa nyaman untuk berinvestasi di Jatim,“ ungkapnya.

Menurutnya, sektor yang menjadi sasaran untuk peningkatan kerjasama Jatim – Belanda, yakni sektor maritim, industri, perdagangan, budaya dan pariwisata. “Belanda siap membantu Jatim dalam pengelolaan sampah dan limbah, serta penanganan dalam menghadapi banjir. Belanda memiliki teknologi yang tepat dalam menghadapi hal tersebut. Belanda ingin, menjadi investor nomor satu di Jatim,” tegasnya. (hery)